Doa memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama Islam. Sehingga banyak sekali dalil dari Kitab dan Sunnah yang menjelaskan keutamaan doa, dengan redaksi yang begitu beragam. Mulai dari perintah dan motivasi untuk berdoa, peringatan keras bagi orang yang enggan berdoa, keterangan tentang pahala doa, hingga pujian untuk kaum mukminin yang rajin berdoa.
Bahkan al-Qur’an itu dibuka dan ditutup dengan doa. Surat al-Fatihah sebagai pembuka al-Qur’an mengandung doa permohonan hidayah ke jalan yang lurus. Sedangkan surat an-Nas sebagai penutup al-Qur’an mengandung doa permohonan perlindungan kepada Allah dari keburukan gangguan setan. Hal ini menunjukkan betapa istimewanya doa. Sebab doa merupakan ruh dan intinya ibadah.
Makanya dalam banyak ayat al-Qur’an, Allah ta’ala menamakan doa sebagai ibadah. Di antaranya:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya: “Rabb kalian berfirman, “Berdoalah kepada-Ku; niscaya akan Kukabulkan”. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku; niscaya akan masuk ke neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. QS. Ghafir (40): 60.
Doa merupakan pondasi ibadah, ia pertanda kerendahan, ketundukan dan kebutuhan seorang hamba kepada Rabbnya. Karena itulah, dalam berbagai ayat, Allah memotivasi para hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Antara lain dalam firman-Nya,
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ ()وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Berdoalah kepada Rabbmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kalian berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan”. QS. Al-A’raf (7): 55-56.
Masih dalam rangka menyemangati para hamba-Nya untuk berdoa, Allah ta’ala menjelaskan bahwa diri-Nya dekat dengan mereka, mengabulkan permohonan dan keinginan mereka. Allah berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka meraih kebenaran”. QS. Al-Baqarah (2): 186.
Dia juga berfirman,
أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ
Artinya: “Bukankah Dia (Allah) yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, juga menghilangkan kesusahan dan menjadikan kalian (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah ada sesembahan lain selain Allah? Sungguh sangat sedikit sekali manusia yang mau mengingat Allah”. QS. An-Naml (27): 62.
Bersambung insyaAllah…
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 23 Dzulqa’dah 1436 / 7 September 2015